CHAPTER 1 . PEKENALAN
Dia
makin terasa jauh untuk digapai.. sejauh langit diatas sana,. Dia seolah
bintang yang terus bersinar sedangkan aku hanya makhluk kecil yang berharap
bisa menggapai bintang.. dia tinggi disebuah tempat bernama angkasa sedangkan
aku disebuah tempat kecil, gersang dan penuh dengan ketidak pastian..
Dia
seolah pohon cantik yang tumbuh subur dengan hijau daun.. sedangkan aku hanya
rumput liar yang tiap kali ada didekatnya aku hanya bisa dibuang jauh dan
selalu jauh.. dia banyak diharapkan sedangkan aku , untuk mengahrap saja aku
bahkan tak pantas.. lalu?? Apa lagi yang kamu tunggu untuk berhenti.. belum
cukupkah harapan itu kamu biarkan layu? Namun kenapa engkau malah memberinya
pupuk dan menyiramnya setiap hari.. dia jauh dan berbeda untukmu.. dia
terlampau special dan kamu harus berhnti untuk berharap sesuatu yang tak
pasti.. berhentilah…
Ara menutup bukunya
menhela nafas dan menghembuskannya perlahan. Dia mengangkat kepalanya yang
sedari tadi tertunduk menulis dibuku. Tatapannya langsung berhenti pada sosok
manusia yang tengah asyik bermain basket dilapangan basket. Sosok itu tengah
bermain dengan santai bersama temannya. Tak lama setelah itu seorang gadis
mungil berwajah tirus, mata bulat dan bening serta sebuah lesung disebelah kiri
menambah manis gadis itu menghampiri seseorang yang sejak tadi diperhatikan
Ara. Ara menarik nafas gundah dan berdiri lalu bersiap melangkah pergi sebelum
sebuah suara yang sangat tidak dia harapkan saat itu mengangetkannya.
“ Stalker huh?!” ucap
cowok itu melirik Ara sambil tersenyum miring.
Ara masih tak bergeming
ditempatnya. Terllau terpesona dengan sosok didepannya. Bagaimana tidak? Dia
seperti malaikat yang sempurna.. rahang kokoh, mata bulat, bulu mata lebat dan
lentik, mata hitam yang setajam elang,
rambut hitam yang dibiarkan acak acakan, tubuh tinggi berisi..sungguh
menakjubkan.. bisik hati Ara
“ terpesona huh?!” ucap
cowok itu PD sambil tersenyum tipis. Dan terlihat 2 bolongan dipinya menambah
kesan manis untuknya. Ara terkesap dengan ucapan cowok itu lalu buru buru
memasang tampang datar dan cuek seoalh tak terjadi apa apa. Padahal itu
berbanding terbalik dengan jantungnya.
“ bukan urusan elo.
Terpesona? Cih.. bahkan Reza jauh lebih baik dari elo.” Jawab Ara
Bohong
lo raa..
Brisik
siapa sih itu yang ngomong
“ jadi dia Reza.. wow..
“ desis cowok itu sambil melangkah mendekati Ara. Mengelus pipi Ara
“ lepas.. siapa sih lo!
Berani beraninya.!” Geram Ara marah
“ Wah wah ternyata ada
yang enggak kenal gue disini… kenalin gue Fernando elo bisa panggil gue nando
atau sayang juga boleh..” godanya
Jadi ini yang namanya Nando.. ara kemana aja
lo selama ini ada makhluk setampan dan sekeren ini disekolah elo bahkan nggak
tahu.,. dia bahkan 2 kali ah bukan 10 kali lipat lebih tampan dari Reza pujaan
hati elo itu.
Brisik
siapa sih yang ngomong. Kurangasem
“ emang elo siapa sih
harus kenal gitu??” kesal Ara sambil melangkah pergi
Nando menatap Ara yang
menjauh. Dia mengeluarkan smirknya dan menatap Reza dengan gadis tadi.. lalu
melangkah pergi.
“ we will se Ara.. gue
pasti dapetin elo.. gue akan membuat elo melupakan dia..” desis Nando
Nando melangkah menuju
parkiran. Menaiki motornya dan bergegas pergi. Namun..
----------------- Ara
POV--------------
Siapa
sih cowok sinting satu itu. Gilaa berasa sok keren aja,,
Dia
emang keren ra.. lo buta
Brisik
Tanpa sadar aku
menggeleng gelengkan kepalaku. Saat tengah mencari taksi tak sengaja mataku
bertemu dengan mata tajam yang beberapa menit yang lalu berbicara dengannya
tengah menatapnya datar namun tatapannya geli. Sekali lagi aku mempermalukan
diri sendiri dihadapan dia. Dalam waktu 1 jam. Gilaa.. gue malu..
Cowok itu turun dari
motornya dan berjalan menghampiri gue. Sialan kenapa mendekat. Runtuk Ara. Ara
memilih pura pura tak melihat.
“ nunggu taksii?” Tanya
cowok itu
Ara melirik sekilas
lalu acuh menolehkan kepala kekanan dan kekiri. Berharap taksi segera lewat
atau dia akan mati muda karena jantungan berdiri bareng nando. Yak cowok itu
Nando.
“ ckk.. mau gue anter?”
tawar Nando
“ nggak mau! Gue nggak
mau pulang bareng orang asing!” ketus Ara
Mau tak mau Nando menaikkan
alisnya. Matanya berbinar geli.
“ gue bukan orang
asing. Kita bahkan baru kenalan barusan. Apa mesti gue kenalin diri lagi?”
“ NGGAK MAU!!” Ara
menaikkan nada suaranya lebih tinggi membuat Nando mundur kaget.
“ yaudah. Gue balik.
Ati ati deh disini sering ada preman mabuk. Gue balik. Bye!” acuh Nando
Wajah Ara memucat. Tiba
tiba saja tangannya menarik jaket kulit yang dipakai Nando tanpa sadar.
Ternyata badannya bergerak lebih cepat dari pikirannya. Nando menatap Ara
sambil menaikkan alisnya seolah berkata Ada-apa?. Ara yang tersadar segera menarik tangannya dan
salah tingkah.
“ Nggak papa..” ketus
Ara masih gengsi
Nando mengangkat bahu
acuh lalu berjalan menuju motornya. Dengan acuh melewati Ara. Ara hanya melongo
ditinggal beneran sama Nando.
“ ahhh nando rese’..
kok gue ditinggal beneran.. nggak peka banget… gue takut.. aa mama.. kalo nanti
ada preman terus gue diperkosa sama preman gimana.,. ahh mama Ara masih mau
meraih masa depan..” sungut Ara lalu terisak. Dia bertambah takut apalagi sekolah
mulai sepi.
“ mama tolong.. ara
takut..” bisiknya
Seseorang menepuk
pundaknya pelan. Membuat Ara kaget dan memundurkan badannya secara reflek. Lalu
mendongak menatap sesorang yang menepuk pundaknya tadi. And then Nando berdiri
diahdapannya menjulang. Reflek Ara memeluk nando. Dia takut. Bersyukur karena
nando tidak benar benar meninggalkannya. Sempat dirasa badan Nando menengang
akibat pelukannya yang tiba tiba. Namun detik berikutnya berubah rileks dan
membals pelukan Ara. Ara terisak dipelukan Nando, orang yang baru dikenalnya
tadi. Dan itu membuat Ara sangat nyaman dan merasa terlindungi. Ara melepaskan
pelukannya dan menatap nando yang raut wajahnya tetap datar dan terkesan
dingin.
“ Maaf..” ucap Ara ketakutan melihat raut wajah Nando
yang dingin dan kaku. Sorot matanya menatapnya tajam.
Nando menarik nafas dan
menghembuskan keras.
“ mau diantar pulang?”
tawar nando untuk kesekian kalinya
Ara menatap Nando. Raut
wajahnya melembut., ara terpesona lagi. Tak menjawab hanya menatap Nando. Nando
berdecak kesal karena Ara tak juga menjawab tapi malah terpesona. Dengan lembut
Nando menarik tangan Ara menuju motonya yang dia parker tak jauh dari sana. Dia
sedari tadi mengamati Ara disana. Dia juga takkan mungkin meninggalkan seorang
gadis apalagi sesorang yang baru menarik perhatiannya sendirian sore sore
begini. Nando naik motor dan memakai helmnya. Menstarter motornya. Namun dia
berdecak kesal karena Ara tak juga naik. Malah melamun.
“ Raaa.. elo mau naik
apa gue tinggal nih?” ancam Nando sambil menggoyangkan lengan Ara kesal. Ara
tersentak.
“ iyaa..” ketus Ara
lalu membonceng Nando
“ pegangan. Kaloo
enggak gue nggak tangung kalo elo jatoh”
“ Nggak mau!” teriak
Ara
“ Terserah.” Ketus
Nando dan dengan spontan menggas motornya. Membuat Ara reflek memeluk Nando. Ara
mendumel namun tak urung pipinya memanas. Dibalik helm Nando tersenyum tipis.
“ rumah elo dimana?”
Tanya Nando sedikit berteriak karena Nando ngebut
“ perumahan……… no 15.”
Jawab Ara juga berteriak
Tak lama Nando merasa
kepala Ara disandarkan dipunggungnya. Diliriknya lewat kaca spion Ara
memejamkan mata. Tak butuh lama Nando sampai didepan rumah Ara. Dia bingung mau
membangunkan Ara atau mengendongnya. Nando menghela nafas frustasi. Diamatinya
wajah Ara yang terlelap. Manis dan tenang seperti bayi. Nando tersenyum lagi.
Akhirnya dengan bantuan satpam rumah Ara dia menggendong ara. Dia masuk rumah
Ara dengan dibantu oleh satpamnnya. Didalam dia bertemu mama Ara, and dia
sangat mengenal mama Ara itu.
“ tante anne..” ucapnya
“ eh assalamu’alaikum tant..” ralat Nando kemudian
Orang yang dipanggil
tante Anne itu tak kalah terkejutnya dengan nando dirumahnya.
“ wa’alaikumsalam ..
loh Nando nga…Ara kok sama kamu?” Tanya Mamanya heran melihat anaknya tertidur
nyenyak digendongan Nando.
“ iya tan.. tadi Ara
bareng Nando pulangnya. Emm.. kamar Ara dimana tant?” Tanya nando sambil
cengengesan. Seperti tersadar Mama Anne langsung mendekati Nnado.
“ aduh maaf tante sampe
lupa.. yuk ikut tante..”
Nando menganguk dan
mengikuti Tante Anne.. tante Anne berhenti didepan sebuah pintu bercat putih
dan membukakannya. Nando membawa masuk Arad an membaringkannya ditempat tidur.
Sebelum keluar Nando mengusap puncak kepala ara lembut dan entah dorongan dari
mana Nando mengecup kening Ara.
“ sleep well Ara..”
bisiknya
Nando mematikan lampu
dan menutup pintu. Ara tersenyum dalam tidurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar