Pengunjung

Jumat, 14 November 2014

No tittle



CHAPTER 1 . PEKENALAN
Dia makin terasa jauh untuk digapai.. sejauh langit diatas sana,. Dia seolah bintang yang terus bersinar sedangkan aku hanya makhluk kecil yang berharap bisa menggapai bintang.. dia tinggi disebuah tempat bernama angkasa sedangkan aku disebuah tempat kecil, gersang dan penuh dengan ketidak pastian..
Dia seolah pohon cantik yang tumbuh subur dengan hijau daun.. sedangkan aku hanya rumput liar yang tiap kali ada didekatnya aku hanya bisa dibuang jauh dan selalu jauh.. dia banyak diharapkan sedangkan aku , untuk mengahrap saja aku bahkan tak pantas.. lalu?? Apa lagi yang kamu tunggu untuk berhenti.. belum cukupkah harapan itu kamu biarkan layu? Namun kenapa engkau malah memberinya pupuk dan menyiramnya setiap hari.. dia jauh dan berbeda untukmu.. dia terlampau special dan kamu harus berhnti untuk berharap sesuatu yang tak pasti.. berhentilah…
Ara menutup bukunya menhela nafas dan menghembuskannya perlahan. Dia mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk menulis dibuku. Tatapannya langsung berhenti pada sosok manusia yang tengah asyik bermain basket dilapangan basket. Sosok itu tengah bermain dengan santai bersama temannya. Tak lama setelah itu seorang gadis mungil berwajah tirus, mata bulat dan bening serta sebuah lesung disebelah kiri menambah manis gadis itu menghampiri seseorang yang sejak tadi diperhatikan Ara. Ara menarik nafas gundah dan berdiri lalu bersiap melangkah pergi sebelum sebuah suara yang sangat tidak dia harapkan saat itu mengangetkannya.
“ Stalker huh?!” ucap cowok itu melirik Ara sambil tersenyum miring.
Ara masih tak bergeming ditempatnya. Terllau terpesona dengan sosok didepannya. Bagaimana tidak? Dia seperti malaikat yang sempurna.. rahang kokoh, mata bulat, bulu mata lebat dan lentik, mata hitam yang setajam elang,  rambut hitam yang dibiarkan acak acakan, tubuh tinggi berisi..sungguh menakjubkan.. bisik hati Ara
“ terpesona huh?!” ucap cowok itu PD sambil tersenyum tipis. Dan terlihat 2 bolongan dipinya menambah kesan manis untuknya. Ara terkesap dengan ucapan cowok itu lalu buru buru memasang tampang datar dan cuek seoalh tak terjadi apa apa. Padahal itu berbanding terbalik dengan jantungnya.
“ bukan urusan elo. Terpesona? Cih.. bahkan Reza jauh lebih baik dari elo.” Jawab Ara
Bohong lo raa..
Brisik siapa sih itu yang ngomong
“ jadi dia Reza.. wow.. “ desis cowok itu sambil melangkah mendekati Ara. Mengelus pipi Ara
“ lepas.. siapa sih lo! Berani beraninya.!” Geram Ara marah
“ Wah wah ternyata ada yang enggak kenal gue disini… kenalin gue Fernando elo bisa panggil gue nando atau sayang juga boleh..” godanya
 Jadi ini yang namanya Nando.. ara kemana aja lo selama ini ada makhluk setampan dan sekeren ini disekolah elo bahkan nggak tahu.,. dia bahkan 2 kali ah bukan 10 kali lipat lebih tampan dari Reza pujaan hati elo itu.
Brisik siapa sih yang ngomong. Kurangasem
“ emang elo siapa sih harus kenal gitu??” kesal Ara sambil melangkah pergi
Nando menatap Ara yang menjauh. Dia mengeluarkan smirknya dan menatap Reza dengan gadis tadi.. lalu melangkah pergi.
“ we will se Ara.. gue pasti dapetin elo.. gue akan membuat elo melupakan dia..” desis Nando
Nando melangkah menuju parkiran. Menaiki motornya dan bergegas pergi. Namun..
----------------- Ara POV--------------
Siapa sih cowok sinting satu itu. Gilaa berasa sok keren aja,,
Dia emang keren ra.. lo buta
Brisik
Tanpa sadar aku menggeleng gelengkan kepalaku. Saat tengah mencari taksi tak sengaja mataku bertemu dengan mata tajam yang beberapa menit yang lalu berbicara dengannya tengah menatapnya datar namun tatapannya geli. Sekali lagi aku mempermalukan diri sendiri dihadapan dia. Dalam waktu 1 jam. Gilaa.. gue malu..
Cowok itu turun dari motornya dan berjalan menghampiri gue. Sialan kenapa mendekat. Runtuk Ara. Ara memilih pura pura tak melihat.
“ nunggu taksii?” Tanya cowok itu
Ara melirik sekilas lalu acuh menolehkan kepala kekanan dan kekiri. Berharap taksi segera lewat atau dia akan mati muda karena jantungan berdiri bareng nando. Yak cowok itu Nando.
“ ckk.. mau gue anter?” tawar Nando
“ nggak mau! Gue nggak mau pulang bareng orang asing!” ketus Ara
Mau tak mau Nando menaikkan alisnya. Matanya berbinar geli.
“ gue bukan orang asing. Kita bahkan baru kenalan barusan. Apa mesti gue kenalin diri lagi?”
“ NGGAK MAU!!” Ara menaikkan nada suaranya lebih tinggi membuat Nando mundur kaget.
“ yaudah. Gue balik. Ati ati deh disini sering ada preman mabuk. Gue balik. Bye!” acuh Nando
Wajah Ara memucat. Tiba tiba saja tangannya menarik jaket kulit yang dipakai Nando tanpa sadar. Ternyata badannya bergerak lebih cepat dari pikirannya. Nando menatap Ara sambil menaikkan alisnya seolah berkata Ada-apa?. Ara  yang tersadar segera menarik tangannya dan salah tingkah.
“ Nggak papa..” ketus Ara masih gengsi
Nando mengangkat bahu acuh lalu berjalan menuju motornya. Dengan acuh melewati Ara. Ara hanya melongo ditinggal beneran sama Nando.
“ ahhh nando rese’.. kok gue ditinggal beneran.. nggak peka banget… gue takut.. aa mama.. kalo nanti ada preman terus gue diperkosa sama preman gimana.,. ahh mama Ara masih mau meraih masa depan..” sungut Ara lalu terisak. Dia bertambah takut apalagi sekolah mulai sepi.
“ mama tolong.. ara takut..” bisiknya
Seseorang menepuk pundaknya pelan. Membuat Ara kaget dan memundurkan badannya secara reflek. Lalu mendongak menatap sesorang yang menepuk pundaknya tadi. And then Nando berdiri diahdapannya menjulang. Reflek Ara memeluk nando. Dia takut. Bersyukur karena nando tidak benar benar meninggalkannya. Sempat dirasa badan Nando menengang akibat pelukannya yang tiba tiba. Namun detik berikutnya berubah rileks dan membals pelukan Ara. Ara terisak dipelukan Nando, orang yang baru dikenalnya tadi. Dan itu membuat Ara sangat nyaman dan merasa terlindungi. Ara melepaskan pelukannya dan menatap nando yang raut wajahnya tetap datar dan terkesan dingin.
“ Maaf..”  ucap Ara ketakutan melihat raut wajah Nando yang dingin dan kaku. Sorot matanya menatapnya tajam.
Nando menarik nafas dan menghembuskan keras.
“ mau diantar pulang?” tawar nando untuk kesekian kalinya
Ara menatap Nando. Raut wajahnya melembut., ara terpesona lagi. Tak menjawab hanya menatap Nando. Nando berdecak kesal karena Ara tak juga menjawab tapi malah terpesona. Dengan lembut Nando menarik tangan Ara menuju motonya yang dia parker tak jauh dari sana. Dia sedari tadi mengamati Ara disana. Dia juga takkan mungkin meninggalkan seorang gadis apalagi sesorang yang baru menarik perhatiannya sendirian sore sore begini. Nando naik motor dan memakai helmnya. Menstarter motornya. Namun dia berdecak kesal karena Ara tak juga naik. Malah melamun.
“ Raaa.. elo mau naik apa gue tinggal nih?” ancam Nando sambil menggoyangkan lengan Ara kesal. Ara tersentak.
“ iyaa..” ketus Ara lalu membonceng Nando
“ pegangan. Kaloo enggak gue nggak tangung kalo elo jatoh”
“ Nggak mau!” teriak Ara
“ Terserah.” Ketus Nando dan dengan spontan menggas motornya. Membuat Ara reflek memeluk Nando. Ara mendumel namun tak urung pipinya memanas. Dibalik helm Nando tersenyum tipis.
“ rumah elo dimana?” Tanya Nando sedikit berteriak karena Nando ngebut
“ perumahan……… no 15.” Jawab Ara juga berteriak
Tak lama Nando merasa kepala Ara disandarkan dipunggungnya. Diliriknya lewat kaca spion Ara memejamkan mata. Tak butuh lama Nando sampai didepan rumah Ara. Dia bingung mau membangunkan Ara atau mengendongnya. Nando menghela nafas frustasi. Diamatinya wajah Ara yang terlelap. Manis dan tenang seperti bayi. Nando tersenyum lagi. Akhirnya dengan bantuan satpam rumah Ara dia menggendong ara. Dia masuk rumah Ara dengan dibantu oleh satpamnnya. Didalam dia bertemu mama Ara, and dia sangat mengenal mama Ara itu.
“ tante anne..” ucapnya “ eh assalamu’alaikum tant..” ralat Nando kemudian
Orang yang dipanggil tante Anne itu tak kalah terkejutnya dengan nando dirumahnya.
“ wa’alaikumsalam .. loh Nando nga…Ara kok sama kamu?” Tanya Mamanya heran melihat anaknya tertidur nyenyak digendongan Nando.
“ iya tan.. tadi Ara bareng Nando pulangnya. Emm.. kamar Ara dimana tant?” Tanya nando sambil cengengesan. Seperti tersadar Mama Anne langsung mendekati Nnado.
“ aduh maaf tante sampe lupa.. yuk ikut tante..”
Nando menganguk dan mengikuti Tante Anne.. tante Anne berhenti didepan sebuah pintu bercat putih dan membukakannya. Nando membawa masuk Arad an membaringkannya ditempat tidur. Sebelum keluar Nando mengusap puncak kepala ara lembut dan entah dorongan dari mana Nando mengecup kening Ara.
“ sleep well Ara..” bisiknya
Nando mematikan lampu dan menutup pintu. Ara tersenyum dalam tidurnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar